Yang Tak Terlupakan (Iqball)

  • 2
Temanku sebut saja namanya igball,yachh….nama kerennya seh 8-ball. Dia bekerja dalam satu perusahaan yang di sebut Sketsa. (www.sketsa1.com). Orangnya seh tidak begitu istimewa,dia seperti manusia lainnya normal dan waras
Suatu ketika kami sedang asyik nonton acara di salah satu stasiun TV,entah apa yang kami tonton waktu itu. Hujan diluar sana sangat lebat,wajarlah kiranya jika kami menghabiskan
jam kerja kami hari itu di depan  TV. Sedang asyik-asyiknya menikmati acara televisi kami  kedatangan dua sosok konsumen yang berniat membeli kamera digital.Dengan cekatan kami pun melayani setiap pertanyaan yang diajukan oleh calon pembeli kami.
Meskipun Igbal yang dapat jatah melayani calon pembeli ,  dia tetap konsentrasi pada tayangan televisi yang sejak tadi ia nikmati. Sehingga pada saat melayani konsumen dia tidak maksimal.Dan terjadilah kesalahan igbal dalam menjawab pertanyaan si calon pembeli:

Konsumen (ibu-ibu) : “Mas berapa harga kamera ini (sambil menunjuk salah satu kamera)?”

 “500 ribuan buu..!” jawab igbal

Dirasa kurang cocok dengan harga yang kami tawarkan si calon pembeli pun melihat-lihat kamera yang lain.
Igbal pun melanjutkan menonton televisi meskipun dari jarak yang berbeda. 15  mnit berlalu tiba-tiba calon pembeli kami  menanyakan letak kamar kecil.

Konsumen : “mas ada kamar kecil nggak ya?”

Iqball yang dari tadi sedang asyik menatap layar televisi asal menjawab pertanyaan calon pembeli kami.

Igbal: “wah…kamera yang kecil lagi gak ada buk!”

saya cuma bisa tertawa kecilmendengar jawaban dari igbal,karena saya sedang melayani calon pembeli yang lain,maka saya tidak bisa membantu igbal.
Konsumen tadi hanya bisa tersenyum,ketika mendengar jawaban si Iqball.Untuk memastikan jawaban yang didapat,si calon pembeli tadi mengulangi pertanyaan yang sama tapi dengan nada yang agak keras.

Konsumen : “mas kalo kamar kecilnya itu dimana?!”

Entah apa yang terjadi pada igbal dia tidak sedikitpun menoleh kearah konsumen,dia justru memegang remote televisi dan dengan enteng dia pun menjawab:

“ya…kalo gambarnya kecil nanti masih bisa dibesarin lagi kok buk! Tergantung ibunya mau cetak yang ukuran berapa.”

Saya lihat si calon pembeli tadi bermuka merah,karena merasa tidak dilayani sepenuh hati oleh igbal si calon pembeli menanyakan hal yang sama kepada saya.
Saya yang menyaksikan peristiwa itu hanya bisa cenge-ngesan dan tertawa kecil,dengan menahan rasa geli saya mengambil alih posisi Iqball dan mengantarkan ibu tadi ke kamar kecil yang berada di sebelah ruangan kami.

2 komentar:

  1. Wah, jadi ingat Iqbal, kangen juga, baru-baru ini dia nikah. Sering diingatin, ya, takutnya dia lupa bahwa dia udah nikah.

    BalasHapus

Terimkasih jika sobat mau meninggalkan komntar untuk post ini,Insyaalloh saya akan berkunjung ke Blog sahabat.

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.